Anak-anak di Desa Ngrogung, Ngebel terlihat sumringah saat berangkat dan pulang dari sekolah, Rabu (16/11). Mereka tidak perlu lagi lewat jembatan darurat sebab jalan darurat yang dibangun gotong-royong oleh warga setempat telah dioperasikan.
Muhammad Dardiri merasa lega. Kemarin, dia antar jemput buah hatinya mengendarai sepeda motor lewat jalan darurat. Kendati dioperasikan secara buka tutup, melewati jalur darurat dirasa lebih aman ketimbang menyeberangi jembatan darurat.
“Jalannya (darurat, Red) sudah dibuka. Mending lewat sini ketimbang jembatan darurat,” kata Dardiri.
Jalan darurat itu membentang sepanjang 500-an meter. Menyambungkan kembali akses Ngebel-Dolopo (Ngebel) yang putus akibat longsor 21 Oktober lalu. Warga setempat harus hati-hati lantaran jalan darurat dibangun di atas kondisi tanah atau material longsor yang masih labil.
Apalagi jalan itu menggunakan kayu sebagai landasan dan anyaman bambu sebagai permukaannya. Ada serbuk bekas gergaji kayu yang diratakan di atas anyaman bambu agar tidak licin. “Setidaknya sekarang ini ke sekolah dan pasar sudah lancar. Tapi harus tetap hati-hati,” ungkapnya.
Saat diguyur hujan, jalan darurat ditutup. Sehingga warga harus kembali memanfaatkan jembatan darurat. Opsi itu ditempuh demi keamanan dan kenyamanan bersama. Sekaligus menjamin keselamatan pengendara.
Fid
Post A Comment:
0 comments: