![]() |
| Penyerahan gunungan kepada dua dalang muda berprestasi SMA Negeri 3 Ponorogo |
PONOROGO - Sebagai wujud komitmen SMAN 3 Ponorogo (SMAGA) dalam memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik kepada para siswanya, Sekolah yang di Nahkodai oleh Dr. Sasmito Pribadi, M.Pd ini terus mengembangkan bakat dan minat dari para siswanya baik akademis maupun non akademis.
Terbukti, dua dalang muda dari SMA Negeri 3 Ponorogo tampil istimewa dan penuh kharisma dalam gelar Parade Dalang Bocah, Remaja, dan Muda yang digelar di Gedung Mixzone Creatif Hub Ponorogo. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kabupaten Ponorogo bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Ponorogo. Sabtu, 13 Desember 2025.
![]() |
| Foto bersama dua dalang muda SMAGA sebelum pementasan |
Acara istimewa dalam kegiatan parade dalang yang digelar dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional ke-VII serta Hari Wayang Sedunia ke-XXII sebagai bagian dari upaya pelestarian seni wayang kulit agar tetap diminati generasi muda di tengah perkembangan zaman.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Bidang Kebudayaan Disbudparpora Kabupaten Ponorogo, yang di wakilkan Yayuk Herdianawati, SH, M.Si, dan Ketua PEPADI Kabupaten Ponorogo Drs. Sindu Parwoto, M.Si. Dua dalang muda yang mewakili SMAN 3 Ponorogo yakni Aksana Bagus Dewangga dan Abi Zam-Zam Kumara Jendra.
Kepala SMAN 3 Ponorogo, Dr. Sasmito Pribadi, M.Pd, saat dikonfirmasi wartawan menyampaikan bahwa keikutsertaan kedua siswanya tersebut merupakan bentuk nyata penguatan karakter sekaligus peningkatan literasi budaya di lingkungan sekolah.
![]() |
| Dr. Sasmito Pribadi, M.Pd. Kepala SMAN 3 Ponorogo |
Menurutnya, seni pedalangan menjadi sarana penting dalam membentuk karakter peserta didik serta menumbuhkan kecintaan terhadap budaya bangsa.
SMAN 3 Ponorogo mengirimkan delegasi siswanya yaitu Aksana Bagus Dewangga. Siswa berprestasi ini sejak kelas X sudah sering tampil di berbagai acara, memang mempunyai potensi yang bagus di seni pedalangan.
"Sementara itu kakak kelasnya yaitu Abi Zam-Zam Kumara Jendra juga tampil maksimal membawakan lakon wayang kulit hingga semalam suntuk, " paparnya.
![]() |
| Penampilan total dan memukau dari dalang muda SMAGA |
Hal ini sebagai bukti bahwa SMAN 3 Ponorogo terus berkomitmen dan sebagai pegiat seni, khususnya seni pedalangan, untuk uri-uri budaya jawa yang adi luhung agar letap lestari.
Kami berpesan kepada masyarakat agar terus mensupport dan terus semangat dalam menggiatkan budaya-budaya jawa salah satunya seni pedalangan sebagai penguatan karakater bangsa.
"Harapannya semoga dari SMAN 3 Ponorogo ini terus muncul bibit - bibit unggul baru dan bisa menjadi dalang-dalang kondang di kemudian hari, "pungkasnya.
![]() |
| Sambutan dari Ketua PEPADI Kabupaten Ponorogo |
Sementara itu, Ketua PEPADI Kabupaten Ponorogo, Drs. Sindu Parwoto, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan Parade Dalang Bocah, Remaja, dan Muda ini menjadi ajang kreativitas bagi generasi muda dalam menyalurkan bakat seni pedalangan. Kegiatan ini juga menjadi wujud nyata kepedulian terhadap pelestarian wayang kulit sebagai warisan budaya bangsa.
"Dunia internasional telah mengakui wayang kulit sebagai warisan budaya asli kita, sehingga menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga dan melestarikannya. Dalam kegiatan ini, Alhamdulillah sebanyak 10 dalang bocah telah tampil pada siang hari, sementara pada malam hari ini dua dalang remaja akan tampil, dan dua dalang muda dijadwalkan tampil besok pagi," ujarnya.
Beliau menambahkan, pagelaran wayang kulit tersebut rutin digelar setiap malam Minggu pada akhir bulan dan telah dilaksanakan sejak Januari 2025. Kegiatan ini bertujuan agar seni wayang kulit tidak hilang dari Ponorogo maupun Indonesia. Melalui peran aktif PEPADI, diharapkan wayang kulit sebagai budaya asli Indonesia tetap lestari dan mampu bertahan di tengah perkembangan zaman.
"Dengan terselenggaranya pagelaran wayang kulit ini, diharapkan kecintaan generasi muda terhadap seni tradisi semakin menguat, khususnya di Kabupaten Ponorogo. Kegiatan tersebut menjadi bukti bahwa Ponorogo tidak hanya dikenal sebagai Kota Reog, tetapi juga memiliki kepedulian besar terhadap pelestarian wayang kulit sebagai warisan budaya bangsa, agar tetap lestari dan berkembang dari generasi ke generasi," pungkasnya.
Reporter: N/A
Editor: N/A





