Klik Disini
Ponorogo — Peresmian awal atau soft launching Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP) di Desa/Kecamatan Sampung digelar bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Ponorogo ke-529, Senin (11/8).
Menjulang setinggi 126 meter, monumen megah ini berdiri kokoh di atas perbukitan gamping di wilayah barat Ponorogo dan digadang menjadi ikon wisata baru sekaligus pusat literasi budaya Reog.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menjelaskan bahwa momen peresmian ditandai dengan pemasangan kepala merak di puncak monumen. Pembangunan MRMP memakan waktu dua tahun dengan anggaran sebesar Rp73,8 miliar.
Meski konstruksi utama telah selesai, kawasan MRMP belum dibuka untuk umum.
“Bangunan utama sudah rampung, puzzle terakhir sudah terpasang. Tinggal melengkapi isi dan fasilitasnya,” terang Kang Giri.
Beberapa fasilitas yang masih dalam proses penyelesaian meliputi lift, area parkir, gerbang masuk, serta ruang museum di dalam kompleks MRMP.
Bupati menambahkan bahwa pihaknya akan mengumpulkan berbagai artefak dan bukti sejarah Bumi Reog dari para budayawan, arkeolog, hingga kolektor. Seluruh koleksi tersebut nantinya akan disajikan dengan narasi sastra dan diorama modern agar mudah dipahami generasi muda dan wisatawan.
“Agar literasi budaya tidak mandek, museum ini akan kami hadirkan dengan sentuhan sastra dan seni, gaya bahasa yang enak, dan kaya literasi,” tegasnya.
Dengan rampungnya bangunan inti Monumen Reog dan Museum Peradaban, diharapkan Ponorogo memiliki destinasi budaya baru yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga memperkaya wawasan sejarah dan seni masyarakat.
