
Reog Ponorogo tidak hanya menampilkan seni pertunjukan megah, tapi juga menyimpan berbagai mitos dan cerita mistis yang dipercaya secara turun-temurun. Berikut tujuh mitos yang paling terkenal di kalangan pelaku dan penikmat Reog:
1. Warok dan Kesaktian Spiritual
Warok bukan sekadar tokoh utama, melainkan sosok spiritual yang diyakini memiliki kekuatan gaib. Ia disebut mampu menolak bala dan menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan tak kasatmata.
2. Barongan Tak Boleh Disimpan di Dalam Rumah
Topeng Barongan dipercaya mengandung energi kuat. Jika disimpan sembarangan—terutama di dalam kamar—konon bisa menimbulkan gangguan mistis seperti mimpi buruk atau suara aneh di malam hari.
3. Manusia Gagal Jadi Macan, Menjelma Jadi Barong
Dalam beberapa cerita rakyat, Barongan Reog diyakini berasal dari manusia yang gagal berubah menjadi harimau secara sempurna. Wujudnya pun menjadi makhluk setengah roh, setengah topeng.
4. Barongan yang Bisa Kembali Sendiri
Mitos ini cukup populer. Jika Barongan Reog yang sudah tua dibuang atau dijual tanpa ritual khusus, ia dipercaya bisa “pulang” sendiri ke rumah pemilik asalnya.
5. Ritual Khusus Sebelum Pertunjukan
Sebelum naik panggung, pemain Reog terutama pembawa Singa Barong biasanya melakukan puasa, meditasi, dan doa. Ini dianggap sebagai bentuk persiapan spiritual agar tidak “kesurupan” atau celaka di tengah pertunjukan.
6. Hari-Hari Pantangan Pentas Reog
Beberapa pelaku Reog menghindari pentas pada malam Jumat Legi atau pasca gerhana. Konon, hari-hari tersebut dianggap "panas", di mana makhluk halus lebih mudah masuk ke alam manusia.
7. Trance di Atas Panggung
Kerasukan atau trance saat pertunjukan bukan sekadar efek seni. Masyarakat percaya bahwa saat itu roh leluhur atau kekuatan alam sedang "ikut menari" lewat tubuh penari.
Mitos atau Keyakinan Budaya?
Meski tidak semua orang mempercayainya, mitos-mitos ini tetap menjadi bagian penting dari identitas Reog Ponorogo. Ia hidup di antara estetika dan spiritualitas, menjadi warisan budaya yang bukan hanya dipentaskan, tapi juga diyakini dan dihormati.
Sumber Cerita dan Referensi Budaya
Tulisan ini disusun dari berbagai sumber, seperti buku Warok: Kekuasaan dan Identitas Budaya Reog karya Slamet Susanto (2012), situs Kemendikbud, serta wawancara dengan pelaku seni Reog lokal. Cerita-cerita mistis juga diperoleh dari tradisi lisan yang masih dijaga di Ponorogo hingga hari ini.

Reporter: N/A
Editor: N/A
Terbit: