![]() |
Wereng sawah yang menjadi ancaman |
Wereng cokelat masih menjadi ancaman serius bagi petani padi di banyak daerah. Hama kecil ini bisa datang tiba-tiba, membuat tanaman padi menguning, layu, bahkan gagal panen. Namun, sekarang petani tidak perlu lagi panik. Dengan pengetahuan dan cara yang tepat, wabah wereng bisa dikurangi dan dihalau.
1. Gunakan Benih yang Tahan Wereng
Salah satu cara paling dasar namun ampuh adalah memilih benih yang tahan wereng. Beberapa varietas unggul seperti Inpari 48 Blas dan Inpari 50 Marem sudah terbukti mampu bertahan dari serangan wereng terbaru. Varietas ini tidak hanya tahan, tapi juga menghasilkan gabah yang banyak dan nasi yang enak.
Selain itu, ada varietas seperti IR64-PYL yang dibekali dengan beberapa gen tahan wereng sekaligus. Artinya, padi ini tetap bisa bertahan meskipun diserang jenis wereng yang lebih ganas.
2. Manfaatkan Jamur sebagai Penghalau Alami
Petani tidak selalu harus mengandalkan obat semprot kimia. Sekarang, jamur alami seperti Beauveria bassiana bisa dijadikan sahabat petani. Caranya mudah, benih direndam dulu dalam larutan jamur ini sebelum ditanam. Saat tanaman tumbuh, jamur ikut hidup di dalam jaringan tanaman dan akan membantu menghambat perkembangan wereng.
Penelitian menunjukkan, jamur ini bisa mengurangi jumlah nimfa dan membuat telur wereng sulit menetas. Solusi ini murah, ramah lingkungan, dan cocok diterapkan di tingkat desa.
3. Terapkan Strategi PHT: Tanam – Tanah – Tepat
PHT atau Pengendalian Hama Terpadu adalah pendekatan cerdas yang tidak hanya mengandalkan satu cara. Prinsip dasarnya adalah:
- Tanam serempak dan gunakan varietas tahan wereng. Ini membuat siklus wereng terganggu, sehingga tidak mudah berkembang biak.
- Rawat tanah agar tetap sehat. Jangan membakar jerami. Lebih baik dibalik ke tanah agar memperbaiki kesuburan dan menarik musuh alami wereng seperti laba-laba dan capung.
- Gunakan insektisida secara tepat dan bijak. Semprot hanya jika benar-benar perlu. Pilih insektisida yang ramah lingkungan seperti triflumezopyrim, yang khusus untuk wereng dan tidak membunuh serangga baik lainnya.
4. Rutin Memantau Sawah
Wabah wereng biasanya bisa dilihat tanda-tandanya sejak awal. Maka dari itu, petani perlu rutin memantau sawah, terutama saat padi berumur 15 hari ke atas. Pasang papan kuning lengket sebagai perangkap, dan amati populasi wereng.
Jika jumlahnya sudah mencapai 8–10 ekor per rumpun, maka perlu tindakan. Tapi jika masih sedikit, lebih baik tahan dulu agar musuh alami tetap hidup dan membantu mengendalikan secara alami.
Di beberapa daerah, sistem peringatan dini berbasis cuaca sudah mulai diterapkan. Bahkan, ada mahasiswa yang mengembangkan alat sensor otomatis untuk mendeteksi wereng. Ini bisa menjadi alat bantu di masa depan bagi petani-petani di desa.
Kesimpulan
Wereng memang kecil, tapi bisa menyebabkan kerugian besar jika tidak dihadapi dengan cara yang tepat. Petani perlu bergerak cerdas—mulai dari memilih benih, merawat tanah, sampai menggunakan jamur dan pestisida dengan bijak.
Dengan kekompakan dan pemahaman bersama, wabah wereng bisa dikurangi dan dihalau sebelum menjadi bencana panen.