Klik Disini
.png)
Hama wereng cokelat adalah salah satu penyebab gagal panen terbesar di lahan padi. Serangga kecil ini menyerang batang padi, membuat daun menguning, tanaman layu, bahkan mati sebelum menghasilkan bulir. Salah satu cara yang terbukti efektif dan ramah lingkungan untuk mengatasi wereng adalah dengan menggunakan jamur endofitik bernama Beauveria bassiana.
1. Apa Itu Jamur Beauveria bassiana dan Mengapa Efektif untuk Wereng?
Beauveria bassiana adalah jamur alami yang hidup di dalam jaringan tanaman tanpa merusak. Justru, jamur ini membantu tanaman melindungi diri dari serangan hama, termasuk wereng cokelat.
Jamur ini termasuk jenis jamur endofitik dan entomopatogen. Artinya, ia tinggal di dalam tanaman dan bisa membunuh serangga hama dari dalam, dengan cara mengeluarkan racun alami saat wereng mencoba mengisap batang padi.
Penggunaan jamur Beauveria sudah diuji dalam banyak penelitian dan terbukti bisa menekan populasi wereng secara signifikan.
2. Cara Mendapatkan Jamur Beauveria bassiana
a. Beli Produk Jadi di Toko Pertanian
Petani bisa membeli produk Beauveria bassiana dalam bentuk bubuk atau cair di toko pertanian atau marketplace online seperti Tokopedia dan Shopee. Beberapa merek dagang yang umum: Biover, Beauveriplus, Naturalis.
Harga: sekitar Rp25.000–Rp70.000 per bungkus, cukup untuk 10–20 kg benih padi.
b. Melalui Penyuluh atau Dinas Pertanian
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) atau Dinas Pertanian setempat kadang menyediakan jamur ini secara gratis atau dengan harga murah bagi kelompok tani. Tanyakan langsung ke penyuluh lapang.
c. Budidaya Mandiri
Kelompok tani juga bisa membudidayakan jamur ini sendiri. Namun, diperlukan pelatihan dasar serta peralatan sederhana seperti toples steril, media beras atau dedak, dan ruang teduh. Hasilnya bisa dipakai sendiri atau dijual ke petani lain.
3. Cara Menggunakan Jamur Beauveria bassiana untuk Mengatasi Wereng
a. Perendaman Benih
Campurkan 1 gram bubuk jamur ke dalam 1 liter air, lalu rendam benih padi selama 24 jam. Setelah itu, tiriskan dan langsung tanam seperti biasa. Metode ini membuat jamur masuk ke jaringan tanaman sejak awal pertumbuhan.
b. Penyemprotan Daun dan Batang
Larutkan spora jamur dalam air, tambahkan perekat alami (molase atau sabun cair), lalu semprotkan ke daun dan batang tanaman saat pagi atau sore hari. Penyemprotan bisa diulang setiap 10–14 hari.
⚠️ Jangan mencampur jamur dengan pestisida kimia. Pestisida bisa membunuh spora jamur dan mengurangi efektivitasnya.
4. Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Beauveria bassiana
Kelebihan:
- Ramah lingkungan dan tidak mencemari tanah atau air.
- Tidak menimbulkan kekebalan pada wereng.
- Aman bagi serangga baik seperti capung, kepik, dan laba-laba.
- Bisa diproduksi mandiri oleh petani atau kelompok tani.
Kekurangan:
- Reaksi lambat – butuh waktu beberapa hari sampai efeknya terlihat.
- Butuh kelembapan tinggi untuk tumbuh optimal.
- Tidak boleh digunakan bersamaan dengan pestisida kimia.
- Spora sensitif terhadap panas dan sinar matahari langsung saat penyimpanan.
5. Kapan Waktu yang Tepat Menggunakan Jamur Beauveria bassiana?
- Sebelum tanam, dengan perendaman benih.
- Usia tanaman 10–30 hari (fase pertumbuhan aktif).
- Saat cuaca tidak panas atau tidak sedang hujan.
- Waktu aplikasi terbaik: pagi atau sore hari.
Penyemprotan dapat diulang setiap 10–14 hari tergantung kondisi serangan di lapangan. Jika digunakan sejak awal musim tanam, jamur ini mampu mencegah ledakan populasi wereng.
6. Kesimpulan: Solusi Alami untuk Mengatasi Wereng Cokelat
Jamur Beauveria bassiana adalah solusi alami, murah, dan efektif untuk mengatasi serangan wereng di lahan padi. Penggunaannya tidak hanya mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia, tapi juga membantu menjaga ekosistem sawah tetap seimbang.
Petani yang ingin beralih ke pertanian sehat dan berkelanjutan sangat disarankan untuk mencoba metode ini. Dengan pengetahuan yang tepat dan dukungan dari penyuluh atau kelompok tani, jamur kecil ini bisa menjadi sahabat besar bagi panen yang lebih pasti.
“Kalau kita tahu cara bekerjasama dengan alam, alam juga akan melindungi hasil tani kita.”
